Mengucap syukurlah dalam segala hal,
sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. 1 Tes
5:18
Pada suatu hari
saya berkunjung ke tempat paman yang ada
di sebuah desa yang terletak di pinggiran danau. Setelah tiba di sana, saya mau
menikmati indahnya alam karena selama ini tinggal di kota yang udaranya panas.
Namun di tengah menikmati sejuknya suasana desa, saya melihat sepasang suami
istri yang sedang boncengan naik sepeda ontel sambil mereka ketawa dan
sepertinya mereka bahagia sekali. Saya mulai penasaran melihat sepasang suami
istri ini, akhirnya saya mengikuti mereka dari belakang untuk memastikan bagaimana
bentuk tempat tinggal mereka. Setelah tiba di tempat mereka, saya mulai
mengamati kemana mereka pergi, ternyata mereka masuk ke rumah terbuat dari
anyaman bambu dan beratap jerami. Namun ditengah kehidupan keadaan seperti itu,
mereka bisa bahagia.
Ketika kita
menerima berkat Tuhan mungkin berupa motor, mobil, rumah, kita gampang mengucap
syukur. Dan kita berkata Tuhan Yesus
baik, tetapi ketika keadaan sulit menghampiri kehidupan kita, kita sering
bersungut-sungut dan protes kepada Tuhan. Namun kita dapat belajar dari salah tokoh di
Perjanjian Lama yang bernama Ayub, dimana persoalan bertubi-tubi menerpa
keluarganya. Namun Ayub bisa berkata: “Aku
tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu
yang gagal.” (Ayub 42 : 2). Ayub tidak menghujat Tuhan, dia tetap percaya bahwa
rencana Tuhan tidak ada yang gagal. Kita juga mau memperhatikan kehidupan
sepasang suami istri di atas, mereka hidup sederhana, mereka hanya memiliki
sepeda ontel, mereka tinggal di rumah yang sederhana yang sebenarnya tidak
layak di tempati. Namun merek bisa tertawa, mereka bisa bahagia, dan menerima
keadaan itu dengan ucapan syukur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar